Konveksi Baju Anak

Konveksi Baju Anak

Konveksi baju anak ialah tempat untuk memproduksi bahan mentah menjadi barang yang siap pakai. Tempat memproduksi baju anak ini sudah bukan hal yang biasa lagi, banyak masyarakat Indonesia yang memiliki tempat konveksi baju anak. Awal mula banyak masyarakat yang menggeluti bisnis konveksi baju anak ini karena luaran yang dihasilkan dari konveksi ini yaitu pakaian yang merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Sehingga sudah menjadi hal yang biasa, apabila tempat konveksi baju menjamur di berbagai sudut daerah. Lalu kemudian, modal yang dibutuhkan untuk memulai tempat memproses baju ini tidak begitu mahal. Hanya memerlukan dua sampai tiga buah mesin jahit. Setelah usahanya berkembang, maka mesin jahit yang dipakai pun akan bertambah. [caption id="attachment_12457" align="alignleft" width="360"]Konveksi Baju Anak Konveksi Baju Anak[/caption] Konveksi baju anak memproduksi baju dengan cakupan yang besar. Cara kerjanya yaitu setiap orang (tim) membuat satu jenis pakaian dalam waktu yang bersamaan. Istilah yang biasa digunakan dalam konveksi yaitu CMT (cutting, making, trimming). Dimulai dari pemotongan/pengukuran kain sampai pada proses merapihkan semuanya dilakukan oleh satu orang (tim). Sehingga pada akhirnya, satu orang (tim) akan menghasilkan satu buah baju anak yang siap pakai. Jika sudah beres satu baju, maka berlanjut pada baju berikutnya. Begitu pun seterusnya. Konveksi baju anak dapat dilakukan di rumah, tidak perlu menyewa tempat sebagai tempatnya, namun rumah yang dijadikan tempat memproduksi baju anak ini setidaknya memiliki luas tanah yang cukup. Karena bisa dilakukan di rumah, hal ini pun bisa menghemat biaya. Selain itu, tidak membutuhkan modal yang besar. Modal awal yang diperlukan hanya beberapa mesin jahit dan juga peralatannya. Konveksi baju anak pun memiliki beberapa kendala yang dihadapi. Perubahan trend yang cepat terjadi di kalangan anak-anak, terkadang membuat produsen konveksi sedikit ‘kewalahan’ untuk mengejar ketertinggalan. Dan hasilnya, baju yang di produksi pun terlambat memasuki pasar. Sedangkan perubahan trend tersebut sudah begitu memudar di kalangan anak-anak. Sehingga baju yang akan dijual pun daya jualnya menjadi berkurang.